Karakteristik Pendidikan Interdisipliner
KARAKTERISTIK
PENDEKATAN INTERDISIPLINER
MAKALAH
Diajukan untuk
memenuhi tugas mata kuliah:
PENDIDIKAN
INTERDISIPLINER
Dosen Pengampu:
Dr. Afiful Ikhwan,
M.Pd.I
Oleh:
Jarmi
PAI C-SMT 5
PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM
FAKULTAS AGAMA
ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PONOROGO
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
dengan mata kuliah “Pendidikan Interdisipliner dengan judul Karakterisitik
Pendidikan Interdisippliner” dengan tepat waktu. Sholawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW., dan semoga kita
termasuk umat yang mendapat safa’atnya.
Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini tidak akan berhasil dengan baik tanpa adanya bimbingan
dan sumbangan pemikiran dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada Dosen pembimbing Dr. Afiful Ikhwan, M.Pd.I.
Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya
sebagai balasan atas amal baik.
Sadar akan kekurangan dan
keterbatasan yang dimiliki, kami memohon maaf jika ada penulisan yang kurang
berkenan di hati bapak dosen dan juga pembaca. Saran dan kritik sangat kami
harapkan untuk kesempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua. Aamiin.
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ........................................................................................ I
Kata
Pengantar ...................................................................................... ii
Daftar
Isi ................................................................................................ iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang...................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................. 2
C.
Tujuan Penulisan .................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pendekatan Interdisipliner .................................................. 3
B.
Pendekatan Multidisipliner ................................................. 4
C.
Pendekatan Transdisipliner.................................................. 5
D.
Pendekatan Krosdisipliner ................................................. 6
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendekatan
dalam suatu ilmu dapat dilihat melalui dua tipe yaitu monodisipliner dan
interdisipliner. Pendekatan monodisipliner yaitu pendekatan dengan suatu ilmu
yang tunggal sudut pandang. Ciri pokok atau kata kunci dari pendekatan
monodisipliner adalah mono (satu ilmu) atau satunya itu. Di pihak lain,
pendekatan dengan banyak ilmu lazim disebut pendekatan interdisipliner atau
multidisipliner. Pemecahan masalah dalam studi apapun tidak memungkinkan hanya
menggunakan pendekatan monodipliner karena masalahnya tidak hanya berkenaan
dengan satu ilmu saja, tetapi dengan pendekatan interdisipliner atau
multidisipliner karena masalahnya menyangkut banyak ilmu.
Perkembangan
pendekatan yang terus mengalami dinamika pada gilirannya mencipta pendekatan
yang bukan lagi tunggal atau monodisiplin, tetapi sudah interdisiplin,
multidisiplin, transdidiplin, dan krosdisiplin.
Suatu
contoh masalah yang terjadi di Jakarta yaitu banjir, dalam pemecahan masalah
tersebut dapat menggunakan beberapa ilmu yang relevan, yakni menggunakan ilmu
Geografi dilihat dari letak geografis dan juga diukur dari curah hujan yang
tinggi, dan Ilmu Sosial dilihat dari sudut masyarakat (sosial). Dengan demikian
pendekatan interdisipliner dapat menyelesaiakan masalah dari berbagai sudup
pandang ilmu.
Pendekatan
untuk melakukan pemecahan masalah yang menggunakan dua ilmu atau lebih secara
umum atau arti luas disebut juga dengan pendekatan interdisipliner atau
pendekatan multidisipliner yang sering pula ditulis pendekatan
interdisipliner/multidisipliner.
Apabila
dirinci berdasarkan karakteristiknya, pendekatan interdisipliner ini dapat
dibagi ke dalam 4 jenis pendekatan, yaitu: pendekatan interdisipliner,
pendekatan multidisipliner, pendekatan transdisipliner, dan pendekatan
krosdisipliner. Maksud dari keempat pendekatan tersebut, dapat dijelaskan dalam
makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
definisi dari karakteristik pendekatan interdisipliner?
2. Apa
definisi dari karakteristik pendekatan multidisipliner?
3. Apa
definisi dari karakteristik pendekatan transdisipliner?
4. Apa
definisi dari karakteristik pendekatan kronsdisipliner?
C. Tujuan Penuliasan
1.
Untuk mengetahui
apa definisi dari karakteristik pendekatan interdisipliner.
2.
Untuk mengetahui
apa definisi dari karakteristik pendekatan multidisipliner.
3.
Untuk mengetahui
apa definisi dari karakteristik pendekatan transdisipliner.
4.
Untuk mengetahui
apa definisi dari karakteristik pendekatan kronsdisipliner.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pendekatan Interdisipliner
1)
Definisi
pendekatan interdisipliner
Interdisipliner
(interdisciplinary) adalah interaksi intensif antar satu atau lebih
disiplin, baik yang langsung berhubungan maupun yang tidak, melalui
program-program penelitian, dengan tujuan melakukan integrasi konsep, metode,
dan analisis.[1]
Pengertian
lain dari Pendekatan interdisipliner (interdisciplinary approach) ialah
pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan berbagai
sudut pandang ilmu serumpun yang relevan secara terpadu. Yang dimaksud dengan
ilmu serumpun ialah ilmu-ilmu yang berada dalam rumpun ilmu tertentu, yaitu
rumpun Ilmu-Ilmu Kealaman (IIK), rumpun Ilmu Ilmu Sosial (IIS), atau rumpun
Ilmu Ilmu Budaya (IIB) sebagai alternatif. Ilmu yang relevan maksudnya ilmuilmu
yang cocok digunakan dalam pemecahan suatu masalah. Adapun istilah terpadu,
yang dimaksud yaitu ilmu ilmu yang digunakan dalam pemecahan suatu masalah
melalui pendekatan ini terjalin satu sama lain secara tersirat (implicit)
merupakan suatu kebulatan atau kesatuan pembahasan atau uraian termasuk dalam
setiap sub-sub uraiannya kalau pembahasan atau uraian itu terdiri atas sub-sub
uraian. Ciri pokok atau kata kunci dari pendekatan indisipliner ini adalah
inter (terpadu antarilmu dalam rumpun ilmu yang sama) atau terpadunya itu.[2]
2)
Sejarah munculnya
pendekatan Interdisipliner
Ada
dua pendapat mengenai kelahiran pendekatan interdisipliner. Ada sebagian ahli
yang mengatakan bahwa konsep interdisipliner merupakan, yang berakar dari
teori-teori, misalnya, teori Plato, Kant, Hegel, dan Aristoteles.[3]
Sebagian ahli yang lain, mengatakan
bahwa konsep interdisipliner ini merupakan fenomena abad kedua puluh dengan
adanya pembaharuan dalam dunia pendidikan, penelitian terapan, dan kegiatan
yang menyeberang dari batasan-batasan disiplin tertentu. Meskipun ide dasarnya
dapat dikatakan tua, istilah interdisipliner itu baru muncul pada abad ke-20.
Menurut Klein studi interdisipliner dilakukan pendidik, peneliti, dan banyak
praktisi karena studi itu dapat menjawab situasi yang kompleks, menjawab
permasalahan yang luas, meneliti hubungan antardisiplin, menjawab masalah yang
ada di luar lingkup salah satu disiplin yang ada, dan mendapatkan keutuhan
pengetahuan, baik dalam skala terbatas maupun luas.[4]
Rintisan saling-silang dan kerja sama
ilmu-ilmu dan metode-metode yang disertai perubahan filosofis tersebut mulai
banyak atau marak dilakukan padadasawarsa 1980-an. Gerakan saling-silang dan
kerja sama ilmu-ilmu dan metode penelitian pun dimulai, kemudian berkembang
cukup baik pada masa selanjutnya. Di sinilah dapat disaksikan munculnya gerak
konvergensi dalam tradisi ilmu-ilmu modern, yaitu gerak perapatan,
penggabungan, penyatuan, pemaduan, dan pengombinasian teori dan metodologi
ilmu-ilmu yang beraneka ragam dan majemuk. Sebagai contoh, saling silang dan
kerja sama ilmu biologi dan teknologi melahirkan bioteknologi, saling silang
dan kerja sama antara antropologi dan psikologi menghasilkan antropologi
psikologi. Hal ini menegaskan bahwa gerak konvergensi menjadikan
disiplin-disiplin ilmu (yang spesialitis) dan metodemetode yang dulu
terpisah-pisah (yang partikular) mulai bertemu dan menyatu lagi; dalam hal ini
berbagai disiplin dan metode digunakan secara serempak dalam kegiatan keilmuan
terutama kegiatan penelitian tanpa harus disebut eklektivisme, melainkan kombinasi,
percampuran [mixing], dan penyematan [blending].[5]
B. Pendekatan Multidisipliner
Multidisipliner
(multidisciplinay) adalah penggabungan beberapa disiplin untuk bersama-sama
mengatasi masalah tertentu.
Pendekatan
multidisipliner (multidisciplinary approach) ialah pendekatan dalam pemecahan
suatu masalah dengan menggunakan tinjauan berbagai sudut pandang banyak ilmu
yang relevan. Ilmu ilmu yang relevan digunakan bisa dalam rumpun Ilmu Ilmu
Kealaman (IIK), rumpun Ilmu Ilmu Sosial (IIS), atau rumpun Ilmu Ilmu Humaniora
(IIH) secara alternatif. Penggunaan ilmu-ilmu dalam pemecahan suatu masalah
melalui pendekatan ini dengan tegas tersurat dikemukakan dalam suatu pembahasan
atau uraian termasuk dalam setiap urain sub-sub uraiannya bila pembahasan atau
uraian itu terdiri atas sub-sub uraian, disertai kontribusinya masing masing
secara tegas bagi pencarian jalan keluar dari masalah yang dihadapi. Ciri pokok
atau kata kunci dari pendekatan multidisipliner ini adalah multi (banyak ilmu
dalam rumpun ilmu yang sama).[6]
C. Pendekatan Transdisipliner
Transdisipliner
(transdisciplinarity) adalah upaya mengembangkan sebuah teori atau aksioma baru
dengan membangun kaitan dan keterhubungan antar berbagai disiplin.
Pendekatan
transdisipliner (transdisciplinary approach) ialah pendekatan dalam pemecahan
suatu masalah dengan menggunakan tinjauan ilmu yang relatif dikuasai dan
relevan dengan masalah yang akan dipecahkan tetapi berada di luar keahlian
sebagai hasil pendidikan formal (formal education) dari orang yang memecahkan
masalah tersebut. Ilmu yang berada di luar keahlian yang akan digunakan oleh
seseorang itu bisa satu atau lebih ilmu. Namun, biasanya untuk keperluan
kedalaman pembahasan orang itu hanya menggunakan satu ilmu saja di luar
keahliannya itu. Ilmu yang relevan digunakan bisa dalam rumpun Ilmu Ilmu
Kealaman (IIK), rumpun Ilmu Ilmu sosial (IIS), atau rumpun Ilmu Ilmu Humaniora
(IIH) sebagai alternatif. Penggunaan ilmu atau ilmu-ilmu dalam pemecahan suatu masalah
melalui pendekatan ini bisa secara tersirat atau tersurat, tetapi akan lebih
baik dan biasasnya memang tersurat. Hal itu dilakukan untuk menunjukkan
pertanggungjawaban keilmuan orang tersebut. Pendekatan ini dahulu kurang
diterima karena dianggap melanggar etika keilmuan oleh para ahli ilmu terutama
oleh mereka yang ilmunya digunakan oleh orang yang bukan ahlinya itu. Akan
tetapi, dewasa ini hal itu dimungkinkan karena pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks) lagi pula kompleksnya permasalahan
yang pada umumnya sulit dipecahkan oleh hanya dengan pendekatan satu ilmu
(pendekatan monodisipliner) saja. Bahkan pada saat yang sama diterima baik oleh
kalangan ilmuan termasuk oleh ilmuan ahlinya asalkan dalam pemecahan suatu masalah
itu menunjukkan kualitas dan kebenaran yang memadai. Dengan demikian, seseorang
yang menggunakan pendekatan transdisipliner harus pula dipenuhi syarat sebagai
berikut:
a) Menggunakan
ilmu di luar ilmu keahlian utamanya, biasanya dalam memecahkan suatu masalah
menggunakan satu ilmu di luar ilmu keahliannya itu;
b) Ilmu yang digunakan berada dalam rumpun ilmu
yang sama dengan ilmu keahlian utamanya;
c) Memahami
dengan baik ilmu yang digunakan di luar keahlian ilmu utamanya itu;
d) Menunjukkan hasil dengan kualitas dan
kebenaran yang memadai. Ciri pokok pendekatan transdisipliner adalah trans
(lintas ilmu dalam rumpun ilmu yang sama) atau melintasnya.[7]
D. Pendekatan Krosdisipliner
Pendekatan
Krosdisipliner (crossdisiplinary approach) ialah pendekatan dalam pemecahan
suatu masalah dengan menggunakan tinjaun dua atau lebih ilmu dalam dua atau
lebih rumpun ilmu yang relevan. Ilmu-ilmu yang relevan di gunakan barada dalam
dua atau lebih rumpun ilmu itu bisa antara rumpun Ilmu Ilmu Kealaman (IIK),dan rumpum Ilmu Ilmu
Sosial (IIS), rumpum Ilmu Ilmu Kealaman (IIK) dan rumpun Ilmu Ilmu Budaya
(IIB), rumpun Ilmu Ilmu Sosial (IIS) dan rumpun Ilmu Ilmu Budaya (IIB), atau
sekaligus menyangkut ketiga rumpun ilmu tersebut,Yaitu rumpun Ilmu Ilmu
Kealaman (IIK), rumoun Ilmu Ilmu Sosial (IIS), dan rumpum Ilmu Ilmu Budaya
(IIB).[8]
Pendekatan
Interdisipliner, Multidisipliner, dan Transdisipliner
Secara definitif interdisiplin menyarankan
penelitian dengan melibatkan dua bidang ilmu atau lebih. Dikaitkan dengan
jangkauan, model, dan batasanbatasan lain yang ditentukan dalam analisis, maka
jelas interdisiplin termasuk penelitian ekstrinsik, sebagai makro sastra.
Istilah lain yang juga dikenal, di antaranya: multidisiplin, krosdisiplin,
transdisiplin, antardisiplin, dan lintas disiplin. Multidisiplin menyarankan
bahwa sejumlah ilmu, lebih dari dua ilmu yang berbeda digunakan untuk
menganalisis masalah yang sama. Sebagai disiplin baru multidisiplin menampilkan
dua model penelitian, yaitu multidisiplin murni, setiap ilmu seolah-olah masih
berdiri sendiri dengan teori dan metodenya masingmasing dan multidisiplin
terapan, salah satu ilmu menduduki posisi dominan. Contoh kajian pertama
dilakukan dalam penelitian kelompok, seperti proyek, di dalamnya masing-masing
ilmu akan memisahkan diri sesudah tugas akhir selesai dilakukan, sedangkan
kajian kedua berada dalam ikatan disiplin tertentu, seperti kajian budaya
(Cultural Studies).
Selanjutnya, Ratna menyatakan interdisiplin,
krosdisiplin, transdisiplin, antardisiplin, dan lintas disiplin, masing-masing
terdiri atas dua ilmu. Perbedaannya, dalam dua pendekatan yang pertama kedua
ilmu dimungkinkan lebur menjadi satu, seperti antropologi sastra, sosiologi
sastra, dan psikologi sastra. Dalam bidang lain dikenal psikolinguistik,
antropologi linguistik, agribisnis, agronomi, sosiatri, dan sebagainya.
Sebaliknya dalam tiga pendekatan yang terakhir masing-masing ilmu masih berdiri
sendiri. Seperti dalam multidisiplin, dalam proses penelitian salah satu di
antaranya menduduki posisi dominan. Pada dasarnya interdisiplin dan
krosdisiplin mulai dengan transdisiplin, antardisiplin, dan lintas disiplin.
Perkembangannya dipicu dengan adanya keperluan manusia untuk memahami sekaligus
menggunakan keseluruhan aspek kebudayaan demi keperluan manusia itu sendiri.[9]
Dalam pemecahan maslalah sehari-hari manusia menggunakan dalam berbagai cabang
ilmu. Maka dari itu manusia membutuhkan sebuah pemecahan masalah yang tepat dan
dapat diterima dari semua ahli dalam bidang ilmu apapun.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Interdisipliner
(interdisciplinary) adalah interaksi intensif antarsatu atau lebih disiplin,
baik yang langsung berhubungan maupun yang tidak, melalui program-program
penelitian, dengan tujuan melakukan integrasi konsep, metode, dan analisis.
2. Multidisipliner
multidisciplinay) adalah penggabungan beberapa disiplin untuk bersama-sama
mengatasi masalah tertentu.
3. Transdisipliner
(transdisciplinarity) adalah upaya mengembangkan sebuah teori atau aksioma baru
dengan membangun kaitan dan keterhubungan antarberbagai disiplin.
4. Pendekatan
Krosdisipliner (crossdisiplinary approach) ialah pendekatan dalam pemecahan
suatu masalah dengan menggunakan tinjaun dua atau lebih ilmu dalam dua atau
lebih rumpun ilmu yang relevan. Ilmu-ilmu yang relevan di gunakan barada dalam
dua atau lebih rumpun ilmu itu bisa antara rumpun Ilmu Ilmu Kealaman (IIK),dan rumpum Ilmu Ilmu
Sosial (IIS), rumpum Ilmu Ilmu Kealaman (IIK) dan rumpun Ilmu Ilmu Budaya
(IIB), rumpun Ilmu Ilmu Sosial (IIS) dan rumpun Ilmu Ilmu Budaya (IIB), atau
sekaligus menyangkut ketiga rumpun ilmu tersebut,Yaitu rumpun Ilmu Ilmu
Kealaman (IIK), rumpun Ilmu Ilmu Sosial (IIS), dan rumpun Ilmu Ilmu Budaya
(IIB).
DAFTAR
PUSTAKA
Effendi, Ridwan. “PENGANTAR PLSBT,” n.d. Google
Scholar. 30 oktober 2017. file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/.../Bab_1_PLSBT%2C_baru.pdf
Sudikan,
Setya Yuwana. “Pendekatan interdisipliner, multidisipliner, dan transdisipliner
dalam studi sastra.” Paramasastra 2, no. 1 (2015). Google Scholar.23
Oktober 2017. ejournal.fbs.unesa.ac.id/index.php/Paramasastra/article/download/21/26
Rochani Adi,
1998. “Pendekatan Interdisipliner dalam
Studi Amerika,” Humaniora, No.7,
Januari – Maret 1998
Ratna, Nyoman Kutha, Paradigma Sosiologi Sastra.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.
How to make money using crypto and real money gaming
BalasHapusTo play roulette, you have to have a mobile device that has a compatible Bluetooth Controller. The other way to play is หารายได้เสริม to have a smartphone or
Slot Machines, Video Poker, Table Games - DrMCD
BalasHapusSlots are one 순천 출장마사지 of 양산 출장샵 the most popular games on 익산 출장안마 the planet. 경상남도 출장마사지 Learn more 광양 출장안마 about casino games like blackjack, roulette, video poker.