Karakteristik Pendidikan Interdisipliner





KARAKTERISTIK PENDEKATAN INTERDISIPLINER
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah:
PENDIDIKAN INTERDISIPLINER


Dosen Pengampu:
Dr. Afiful Ikhwan, M.Pd.I





Oleh:

Jarmi


PAI C-SMT 5

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
Oktober 2017
 


Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan mata kuliah “Pendidikan Interdisipliner dengan judul Karakterisitik Pendidikan Interdisippliner” dengan tepat waktu. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW., dan semoga kita termasuk umat yang mendapat safa’atnya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak akan berhasil dengan baik tanpa adanya bimbingan dan sumbangan pemikiran dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Dosen pembimbing Dr. Afiful Ikhwan, M.Pd.I. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sebagai balasan atas amal baik.
Sadar akan kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki, kami memohon maaf jika ada penulisan yang kurang berkenan di hati bapak dosen dan juga pembaca. Saran dan kritik sangat kami harapkan untuk kesempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Aamiin.



 


DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................          I
Kata Pengantar  ......................................................................................          ii
Daftar Isi ................................................................................................          iii     

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang......................................................................          1
B.     Rumusan Masalah.................................................................          2
C.     Tujuan Penulisan ..................................................................          2                  

BAB II PEMBAHASAN
A.       Pendekatan Interdisipliner ..................................................          3
B.        Pendekatan Multidisipliner .................................................          4      
C.        Pendekatan Transdisipliner..................................................          5
D.       Pendekatan Krosdisipliner  .................................................          6

BAB III PENUTUP
Kesimpulan................................................................................          9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................          10    








BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Pendekatan dalam suatu ilmu dapat dilihat melalui dua tipe yaitu monodisipliner dan interdisipliner. Pendekatan monodisipliner yaitu pendekatan dengan suatu ilmu yang tunggal sudut pandang. Ciri pokok atau kata kunci dari pendekatan monodisipliner adalah mono (satu ilmu) atau satunya itu. Di pihak lain, pendekatan dengan banyak ilmu lazim disebut pendekatan interdisipliner atau multidisipliner. Pemecahan masalah dalam studi apapun tidak memungkinkan hanya menggunakan pendekatan monodipliner karena masalahnya tidak hanya berkenaan dengan satu ilmu saja, tetapi dengan pendekatan interdisipliner atau multidisipliner karena masalahnya menyangkut banyak ilmu.
Perkembangan pendekatan yang terus mengalami dinamika pada gilirannya mencipta pendekatan yang bukan lagi tunggal atau monodisiplin, tetapi sudah interdisiplin, multidisiplin, transdidiplin, dan krosdisiplin.
Suatu contoh masalah yang terjadi di Jakarta yaitu banjir, dalam pemecahan masalah tersebut dapat menggunakan beberapa ilmu yang relevan, yakni menggunakan ilmu Geografi dilihat dari letak geografis dan juga diukur dari curah hujan yang tinggi, dan Ilmu Sosial dilihat dari sudut masyarakat (sosial). Dengan demikian pendekatan interdisipliner dapat menyelesaiakan masalah dari berbagai sudup pandang ilmu.
Pendekatan untuk melakukan pemecahan masalah yang menggunakan dua ilmu atau lebih secara umum atau arti luas disebut juga dengan pendekatan interdisipliner atau pendekatan multidisipliner yang sering pula ditulis pendekatan interdisipliner/multidisipliner.
Apabila dirinci berdasarkan karakteristiknya, pendekatan interdisipliner ini dapat dibagi ke dalam 4 jenis pendekatan, yaitu: pendekatan interdisipliner, pendekatan multidisipliner, pendekatan transdisipliner, dan pendekatan krosdisipliner. Maksud dari keempat pendekatan tersebut, dapat dijelaskan dalam makalah ini.
B.  Rumusan Masalah
1.    Apa definisi dari karakteristik pendekatan interdisipliner?
2.    Apa definisi dari karakteristik pendekatan multidisipliner?
3.    Apa definisi dari karakteristik pendekatan transdisipliner?
4.    Apa definisi dari karakteristik pendekatan kronsdisipliner?
C.  Tujuan Penuliasan
1.      Untuk mengetahui apa definisi dari karakteristik pendekatan interdisipliner.
2.      Untuk mengetahui apa definisi dari karakteristik pendekatan multidisipliner.
3.      Untuk mengetahui apa definisi dari karakteristik pendekatan transdisipliner.
4.      Untuk mengetahui apa definisi dari karakteristik pendekatan kronsdisipliner.















BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pendekatan Interdisipliner
1)      Definisi pendekatan interdisipliner
Interdisipliner (interdisciplinary) adalah interaksi intensif antar satu atau lebih disiplin, baik yang langsung berhubungan maupun yang tidak, melalui program-program penelitian, dengan tujuan melakukan integrasi konsep, metode, dan analisis.[1]
Pengertian lain dari Pendekatan interdisipliner (interdisciplinary approach) ialah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan berbagai sudut pandang ilmu serumpun yang relevan secara terpadu. Yang dimaksud dengan ilmu serumpun ialah ilmu-ilmu yang berada dalam rumpun ilmu tertentu, yaitu rumpun Ilmu-Ilmu Kealaman (IIK), rumpun Ilmu Ilmu Sosial (IIS), atau rumpun Ilmu Ilmu Budaya (IIB) sebagai alternatif. Ilmu yang relevan maksudnya ilmuilmu yang cocok digunakan dalam pemecahan suatu masalah. Adapun istilah terpadu, yang dimaksud yaitu ilmu ilmu yang digunakan dalam pemecahan suatu masalah melalui pendekatan ini terjalin satu sama lain secara tersirat (implicit) merupakan suatu kebulatan atau kesatuan pembahasan atau uraian termasuk dalam setiap sub-sub uraiannya kalau pembahasan atau uraian itu terdiri atas sub-sub uraian. Ciri pokok atau kata kunci dari pendekatan indisipliner ini adalah inter (terpadu antarilmu dalam rumpun ilmu yang sama) atau terpadunya itu.[2]
2)      Sejarah munculnya pendekatan Interdisipliner
Ada dua pendapat mengenai kelahiran pendekatan interdisipliner. Ada sebagian ahli yang mengatakan bahwa konsep interdisipliner merupakan, yang berakar dari teori-teori, misalnya, teori Plato, Kant, Hegel, dan Aristoteles.[3]
         Sebagian ahli yang lain, mengatakan bahwa konsep interdisipliner ini merupakan fenomena abad kedua puluh dengan adanya pembaharuan dalam dunia pendidikan, penelitian terapan, dan kegiatan yang menyeberang dari batasan-batasan disiplin tertentu. Meskipun ide dasarnya dapat dikatakan tua, istilah interdisipliner itu baru muncul pada abad ke-20. Menurut Klein studi interdisipliner dilakukan pendidik, peneliti, dan banyak praktisi karena studi itu dapat menjawab situasi yang kompleks, menjawab permasalahan yang luas, meneliti hubungan antardisiplin, menjawab masalah yang ada di luar lingkup salah satu disiplin yang ada, dan mendapatkan keutuhan pengetahuan, baik dalam skala terbatas maupun luas.[4]
         Rintisan saling-silang dan kerja sama ilmu-ilmu dan metode-metode yang disertai perubahan filosofis tersebut mulai banyak atau marak dilakukan padadasawarsa 1980-an. Gerakan saling-silang dan kerja sama ilmu-ilmu dan metode penelitian pun dimulai, kemudian berkembang cukup baik pada masa selanjutnya. Di sinilah dapat disaksikan munculnya gerak konvergensi dalam tradisi ilmu-ilmu modern, yaitu gerak perapatan, penggabungan, penyatuan, pemaduan, dan pengombinasian teori dan metodologi ilmu-ilmu yang beraneka ragam dan majemuk. Sebagai contoh, saling silang dan kerja sama ilmu biologi dan teknologi melahirkan bioteknologi, saling silang dan kerja sama antara antropologi dan psikologi menghasilkan antropologi psikologi. Hal ini menegaskan bahwa gerak konvergensi menjadikan disiplin-disiplin ilmu (yang spesialitis) dan metodemetode yang dulu terpisah-pisah (yang partikular) mulai bertemu dan menyatu lagi; dalam hal ini berbagai disiplin dan metode digunakan secara serempak dalam kegiatan keilmuan terutama kegiatan penelitian tanpa harus disebut eklektivisme, melainkan kombinasi, percampuran [mixing], dan penyematan [blending].[5]
B.  Pendekatan Multidisipliner
Multidisipliner (multidisciplinay) adalah penggabungan beberapa disiplin untuk bersama-sama mengatasi masalah tertentu.
Pendekatan multidisipliner (multidisciplinary approach) ialah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan berbagai sudut pandang banyak ilmu yang relevan. Ilmu ilmu yang relevan digunakan bisa dalam rumpun Ilmu Ilmu Kealaman (IIK), rumpun Ilmu Ilmu Sosial (IIS), atau rumpun Ilmu Ilmu Humaniora (IIH) secara alternatif. Penggunaan ilmu-ilmu dalam pemecahan suatu masalah melalui pendekatan ini dengan tegas tersurat dikemukakan dalam suatu pembahasan atau uraian termasuk dalam setiap urain sub-sub uraiannya bila pembahasan atau uraian itu terdiri atas sub-sub uraian, disertai kontribusinya masing masing secara tegas bagi pencarian jalan keluar dari masalah yang dihadapi. Ciri pokok atau kata kunci dari pendekatan multidisipliner ini adalah multi (banyak ilmu dalam rumpun ilmu yang sama).[6]
C.  Pendekatan Transdisipliner
Transdisipliner (transdisciplinarity) adalah upaya mengembangkan sebuah teori atau aksioma baru dengan membangun kaitan dan keterhubungan antar berbagai disiplin.
Pendekatan transdisipliner (transdisciplinary approach) ialah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan ilmu yang relatif dikuasai dan relevan dengan masalah yang akan dipecahkan tetapi berada di luar keahlian sebagai hasil pendidikan formal (formal education) dari orang yang memecahkan masalah tersebut. Ilmu yang berada di luar keahlian yang akan digunakan oleh seseorang itu bisa satu atau lebih ilmu. Namun, biasanya untuk keperluan kedalaman pembahasan orang itu hanya menggunakan satu ilmu saja di luar keahliannya itu. Ilmu yang relevan digunakan bisa dalam rumpun Ilmu Ilmu Kealaman (IIK), rumpun Ilmu Ilmu sosial (IIS), atau rumpun Ilmu Ilmu Humaniora (IIH) sebagai alternatif. Penggunaan ilmu atau ilmu-ilmu dalam pemecahan suatu masalah melalui pendekatan ini bisa secara tersirat atau tersurat, tetapi akan lebih baik dan biasasnya memang tersurat. Hal itu dilakukan untuk menunjukkan pertanggungjawaban keilmuan orang tersebut. Pendekatan ini dahulu kurang diterima karena dianggap melanggar etika keilmuan oleh para ahli ilmu terutama oleh mereka yang ilmunya digunakan oleh orang yang bukan ahlinya itu. Akan tetapi, dewasa ini hal itu dimungkinkan karena pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks) lagi pula kompleksnya permasalahan yang pada umumnya sulit dipecahkan oleh hanya dengan pendekatan satu ilmu (pendekatan monodisipliner) saja. Bahkan pada saat yang sama diterima baik oleh kalangan ilmuan termasuk oleh ilmuan ahlinya asalkan dalam pemecahan suatu masalah itu menunjukkan kualitas dan kebenaran yang memadai. Dengan demikian, seseorang yang menggunakan pendekatan transdisipliner harus pula dipenuhi syarat sebagai berikut:
a)      Menggunakan ilmu di luar ilmu keahlian utamanya, biasanya dalam memecahkan suatu masalah menggunakan satu ilmu di luar ilmu keahliannya itu;
b)       Ilmu yang digunakan berada dalam rumpun ilmu yang sama dengan ilmu keahlian utamanya;
c)      Memahami dengan baik ilmu yang digunakan di luar keahlian ilmu utamanya itu;
d)      Menunjukkan hasil dengan kualitas dan kebenaran yang memadai. Ciri pokok pendekatan transdisipliner adalah trans (lintas ilmu dalam rumpun ilmu yang sama) atau melintasnya.[7]
D.  Pendekatan Krosdisipliner
Pendekatan Krosdisipliner (crossdisiplinary approach) ialah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjaun dua atau lebih ilmu dalam dua atau lebih rumpun ilmu yang relevan. Ilmu-ilmu yang relevan di gunakan barada dalam dua atau lebih rumpun ilmu itu bisa antara rumpun  Ilmu Ilmu Kealaman (IIK),dan rumpum Ilmu Ilmu Sosial (IIS), rumpum Ilmu Ilmu Kealaman (IIK) dan rumpun Ilmu Ilmu Budaya (IIB), rumpun Ilmu Ilmu Sosial (IIS) dan rumpun Ilmu Ilmu Budaya (IIB), atau sekaligus menyangkut ketiga rumpun ilmu tersebut,Yaitu rumpun Ilmu Ilmu Kealaman (IIK), rumoun Ilmu Ilmu Sosial (IIS), dan rumpum Ilmu Ilmu Budaya (IIB).[8]
Pendekatan Interdisipliner, Multidisipliner, dan Transdisipliner
Secara definitif interdisiplin menyarankan penelitian dengan melibatkan dua bidang ilmu atau lebih. Dikaitkan dengan jangkauan, model, dan batasanbatasan lain yang ditentukan dalam analisis, maka jelas interdisiplin termasuk penelitian ekstrinsik, sebagai makro sastra. Istilah lain yang juga dikenal, di antaranya: multidisiplin, krosdisiplin, transdisiplin, antardisiplin, dan lintas disiplin. Multidisiplin menyarankan bahwa sejumlah ilmu, lebih dari dua ilmu yang berbeda digunakan untuk menganalisis masalah yang sama. Sebagai disiplin baru multidisiplin menampilkan dua model penelitian, yaitu multidisiplin murni, setiap ilmu seolah-olah masih berdiri sendiri dengan teori dan metodenya masingmasing dan multidisiplin terapan, salah satu ilmu menduduki posisi dominan. Contoh kajian pertama dilakukan dalam penelitian kelompok, seperti proyek, di dalamnya masing-masing ilmu akan memisahkan diri sesudah tugas akhir selesai dilakukan, sedangkan kajian kedua berada dalam ikatan disiplin tertentu, seperti kajian budaya (Cultural Studies).
Selanjutnya, Ratna menyatakan interdisiplin, krosdisiplin, transdisiplin, antardisiplin, dan lintas disiplin, masing-masing terdiri atas dua ilmu. Perbedaannya, dalam dua pendekatan yang pertama kedua ilmu dimungkinkan lebur menjadi satu, seperti antropologi sastra, sosiologi sastra, dan psikologi sastra. Dalam bidang lain dikenal psikolinguistik, antropologi linguistik, agribisnis, agronomi, sosiatri, dan sebagainya. Sebaliknya dalam tiga pendekatan yang terakhir masing-masing ilmu masih berdiri sendiri. Seperti dalam multidisiplin, dalam proses penelitian salah satu di antaranya menduduki posisi dominan. Pada dasarnya interdisiplin dan krosdisiplin mulai dengan transdisiplin, antardisiplin, dan lintas disiplin. Perkembangannya dipicu dengan adanya keperluan manusia untuk memahami sekaligus menggunakan keseluruhan aspek kebudayaan demi keperluan manusia itu sendiri.[9] Dalam pemecahan maslalah sehari-hari manusia menggunakan dalam berbagai cabang ilmu. Maka dari itu manusia membutuhkan sebuah pemecahan masalah yang tepat dan dapat diterima dari semua ahli dalam bidang ilmu apapun.





















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.      Interdisipliner (interdisciplinary) adalah interaksi intensif antarsatu atau lebih disiplin, baik yang langsung berhubungan maupun yang tidak, melalui program-program penelitian, dengan tujuan melakukan integrasi konsep, metode, dan analisis.
2.      Multidisipliner multidisciplinay) adalah penggabungan beberapa disiplin untuk bersama-sama mengatasi masalah tertentu.
3.      Transdisipliner (transdisciplinarity) adalah upaya mengembangkan sebuah teori atau aksioma baru dengan membangun kaitan dan keterhubungan antarberbagai disiplin.
4.      Pendekatan Krosdisipliner (crossdisiplinary approach) ialah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjaun dua atau lebih ilmu dalam dua atau lebih rumpun ilmu yang relevan. Ilmu-ilmu yang relevan di gunakan barada dalam dua atau lebih rumpun ilmu itu bisa antara rumpun  Ilmu Ilmu Kealaman (IIK),dan rumpum Ilmu Ilmu Sosial (IIS), rumpum Ilmu Ilmu Kealaman (IIK) dan rumpun Ilmu Ilmu Budaya (IIB), rumpun Ilmu Ilmu Sosial (IIS) dan rumpun Ilmu Ilmu Budaya (IIB), atau sekaligus menyangkut ketiga rumpun ilmu tersebut,Yaitu rumpun Ilmu Ilmu Kealaman (IIK), rumpun Ilmu Ilmu Sosial (IIS), dan rumpun Ilmu Ilmu Budaya (IIB).









DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Ridwan. “PENGANTAR PLSBT,” n.d. Google Scholar. 30 oktober 2017. file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/.../Bab_1_PLSBT%2C_baru.pdf
Sudikan, Setya Yuwana. “Pendekatan interdisipliner, multidisipliner, dan transdisipliner dalam studi sastra.” Paramasastra 2, no. 1 (2015). Google Scholar.23 Oktober 2017. ejournal.fbs.unesa.ac.id/index.php/Paramasastra/article/download/21/26
Rochani Adi, 1998. “Pendekatan Interdisipliner dalam Studi Amerika,”  Humaniora, No.7, Januari – Maret 1998
Ratna, Nyoman Kutha, Paradigma Sosiologi Sastra. Yogyakarta:  Pustaka Pelajar, 2011.




[1] Setya Yuwana Sudikan, “Pendekatan interdisipliner, multidisipliner, dan transdisipliner dalam studi sastra,” Paramasastra 2, no. 1 (2015), 4.
[2] Ibid, 5.
[3] Ida Rochani Adi, 1998. “Pendekatan Interdisipliner dalam Studi Amerika,”  Humaniora, No.7, Januari – Maret 1998, 82-85.
[4] Sudikan, “Pendekatan interdisipliner, ……, ” 9.
[5] Ibid.
[6] Ibid, ” 4.
[7] Ibid. 5.
[8] Ridwan Effendi, “PENGANTAR PLSBT,” n.d., 35.
[9] Nyoman Kutha Ratna, Paradigma Sosiologi Sastra, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011). 226.

Komentar

  1. How to make money using crypto and real money gaming
    To play roulette, you have to have a mobile device that has a compatible Bluetooth Controller. The other way to play is หารายได้เสริม to have a smartphone or

    BalasHapus
  2. Slot Machines, Video Poker, Table Games - DrMCD
    Slots are one 순천 출장마사지 of 양산 출장샵 the most popular games on 익산 출장안마 the planet. 경상남도 출장마사지 Learn more 광양 출장안마 about casino games like blackjack, roulette, video poker.

    BalasHapus

Posting Komentar